Tuesday 20 December 2016

PERBAIKAN MENUJU AMANAH KONSTITUSI


                  Latihan Kader I ( Basic Tarining ) HMI Cabang Labuhanbatu Raya Angkatan Ke- 32 yang diadakan oleh HMI Komisariat Y-ULB Periode 2015-2016 Pada tanggal 9 s/d 16 Lalu di Asrama Haji Rantauprat, merupakan sebuah pembaharuan yang kalau diteliti lebih dalam mengarah kepada Perbaikan-perbaikan dari Kultur yang sempat keliru selama ini. Bagaimana tidak, pasalnya Prosesi Pembukaan Ceremony Tersebut Sungguh mengharukan, Karna Informasi yang dikutib dari berbagai sumber bahwa BPL cabang setempat  mengatakan tidak ingin mengelola pengkaderan tersebut karna dianggap melanggar Konstitusi, Padahal kita ketahui bersama bahwa dimanapun dan bagaimanapun Apabila ada Komisariat yang ingin mengadakan Pengkaderan, maka BPL Wajing mengelola Pengkaderan tersebut.
        Tak ingin sia-sia atas usaha-usaha yang dilakukan demi terlaksanya LK I, maka panitiapun Menempuh jalan yang lain, yakni mengundang Badko HMI Sumut agar bersedia mengawal LK I tersebut, serta mengundang Instruktur-instruktur dari luar daerah untuk mengelola Pengkaderan tersebut.
     Berbagai Usahapun dilakakan, Beragam Koordinasipun diupayakan  demi terlaksananya LK I, dan Alhamdulillah dengan usaha-usaha yang dilakukan oleh panitia, akhirnya Para Instrukturpun siap bersedia mengelola LK I tersebut, yang dikomandoi Oleh Kanda Sunardi Selaku Mater Of Training dan kawan-kawan yang berasal dari Cabang Dumai dan Kisaran-Asahan.
      Prosesi pembukaan ceremony berlangsung dengan dibuka oleh Kanda Jagul Abadi Tanjung, salah seorang Kabid di kepengurusan Badko HMI Sumut yang merupakan dulunya beliau adalah Demisioner pj.Ketua Umum HMI Komisariat Y-ULB. Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan ucapan selamat kepada Ketua Formateur HMI Cabang Labuhanbatu Raya Periode 2016-2017, baik itu Saudara Dedi Sujariyono maupun saudara Ilham Fadli, karna memang pada saat itu HMI Cabang Labuhanbatu Raya dalam keadaan dualisme.
      Selama proses perkaderan berlangsung, 23 Orang peserta  LK I yang Berasal dari Komisariat Y-ULB dan Komisariat Sabilillah tidak bosan-bosannya menyimak dan mengikuti materi-materi yang disajikan, sebab pemateri-pemateri yang mengisi LK I tersebut memang orang-orang yang berkompeten dibadangnya, hal ini menandakan bahwa Semangat baru Sang Hijau Hitam Telah Berkobar kembali di Pengkaderan kali ini. 
      Hari Berganti Hari, waktu seminggu tak terasa begitu cepat pengkaderanpun berakhir. Namun saat hari-hari terahir materi pengkaderan yakni Simulasi Aksi ada yang berbeda dibandingkan simulasi di pengkaderan-pengkaderan sebelumnya, yakni simulasi tersebut dikawal langsung oleh Pihak Kepolisian Mapolres Labuhanbatu. Dari sini dapat kita lihat bahwa Reting HMI pada pengkaderan kali ini cukup membaik dibandingkan sebelumnya.
       Semoga saja Pengkaderan tersebut akan menjadi Torehan Tinta emas yang baru, terhadap Perbaikan Menuju Amanah Konstitusi di Tubuh HMI Cab. Labuhanbatu Raya.


Bahagia HMI,
Jayalah Kohati 
Yakusa.. 


Ditulis Oleh :
M. Qobullah Siregar
( Kabid PA HMI Komisariat Sabilillah Periode 2015-2016 )


     

Sunday 23 October 2016

Sumpah Pemuda 28 Oktober

CINTA TANAH AIR


            Negara kesatuan Republik Indonesia dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa. Kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa indonesia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya lebih kecil dari Pukau Bali. Kita harus sangat berterimakasih kepada tokoh yang mencetuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya Proklamasi 17 Agustus 1945. Mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cinta pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri. Mereka layak kita hormati sepanjang masa.
            Baagaimana dengan sat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada dirinya ? Apakah masih ada perlunya mencintai tanah air dan bangsa ? Apakah masih relevan kita mencintai tanah air dan bangsa pada zaman globalisasi ini ? Pertanyaan itu muncul karna kita melihat contoh banyak pejabat negara “yang terhormat” malah berlomba korupsi makan uang rakyat. Dalam kasus lain kita juga banyak menyaksikan tauran antarwarga yang notabenenya adalah “saudar” sebangsa tanah air. Kasus terbaru yang sedang tren adalah banyak “tokoh” yang dengan bangga meninggalkan Indonesia untuk berlindung dari kejaran hukum negara kita yang akan menjeratnya karna kasus korupsi dan pencucian uang.,Belum lagi masalah Penegakan Hukum Indonesia yang Runcing keatas dan tumpul kebawah. Sungguh keadaan yang sangat memilukan bahkan memalukan.
            Pada hakikatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Pada keadaan yang amburadul saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia ?
            Generasi “ founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa, yang pada akhirnya berhasil memerdekakan Bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia,  ada kemungkinan Bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai bangsa.
            Bung Karno dulu sering menceritakan kebesran kerajaan Majapahit untuk memotivasi Bangsa Indonesia bahwa dulu kita adalah negara yang besar, dengan kekuatan armada lautnya bisa menguasai seluruh Nusantara,  termasuk Singapura, Malaysia, madagaskar,hingga selatan Taiwan. Bahkan menurut sejarah, dulu Singapura itu namanya Tamasek, dan yang memberi nama itu addalah patih Gajahmada. Oleh Reffles ebtah karna apa diganti menjadi Singapore.
            Bagaimanapun, Indonesia adalah tanah air bangsa kita. Kita wajib mencintainya dengan segala kekurangannya. Sungguh sayang apabila NKRI yang sudah diwariskan kepada kita dengan banyak pengorbanan darah dan air mata dari “founding fathers” ini tidak kita cintai untuk dijadikan negara dan bangsa yang maju dengan masyarakatnya yang adil, makmur dan sejahtera.
            Semoga pada suatu saat nanti ada pemimpin setaraf Bung Karno dalam hal membangkitkan kecintaan kita pada tanah air dan bangsa, sehingga seluruh komponen bangsa dengan sungguh-sungguh mau bekerja demi kejayaan Indonesia.  Dengan demikian harapan dari WS Rendra seperti yang dikatan pada pengukuhannya saat mendapat gelar Doctor HC, zaman kalabendu (zman malapetaka) saat ini segera akan digantikan dengan zaman kalasuba (zaman sukaria) tanpa harus menunggu kedatangan Ratu Adil.

"Selamat Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober."


#Buku Pendidikan Kewarganegaraan EKSIS

Wednesday 19 October 2016

"KOMISARIAT SABILILLAH BERKONGRES RIA"

       

 Kongres HMI ke 29 yang diadakan di Pekanbaru 22-26 Novemeber 2015 dihadiri Ribuan Kader HMI se Indonesia, Antusiasme para kader HMI tersebut sungguh luar biasa, para Kader HMI se- Indonesia berbondong-bondong datang untuk menyaksikan Kongres tersebut dari seluruh Penjuru Negri Nusantara, dari sabang sampai merauke dari miangas sampai pulau Rote, tidak terlepas dengan HMI Komisariat Sabilillah yang ikut pula menyaksikan Kongres tersebut.


"Berawal dari tekad dan Kemauan yang kuat HMI Komisariat Sabilillah Akhirnya sampai pada Arena Kongres ini” ujar MPK PK HMI Komisariat Sabilillah (A.Siregar). Beliau juga menambahkan, semoga kongres ini menambah wawasan bagi seluruh Kader HMI Komisariat Sabilillah yang ikut dalam Kongres tersebut. terbukti memang, Hanya dengan tekad dan kemauan yang kuat HMI Komisariat Sabilillah bisa sampai ke Arena Kongres itu, meski tanpa bermodalkan apa-apa. Disamping menambah wawasan serta pengalaman,HMI Komisariat Sabilillah Juga sempat berdiskusi dengan Pengurus HMI Cabang Ambon pada Selasa malam (24/11/15) di Hotel 45 Pekanbaru, dalam diskusi tersebut ternyata KAYA tak selamanya di ukur dari materi, Presfektif kita selama ini mendefenisikan Kaya adalah Ketika semua yang kita inginkan dapat terpenuhi, ternyata salah. “Kaya bukanlah demikian” ujar salah seorang Pengurus HMI Cabang Ambon Kaya adalah Saat apapun tidak kita dibutuhkan lagi, dan pada kenyataannya Makhuk ini tidak pernah kaya, karna masih membutuhkan hal-hal yang berbentuk Materi, Beliau juga menambahkan yang Kaya itu hanyalah Allah SWT. Bahkan Maha Kaya, karna Allah SWT tidak membutuhkan apapun. selain itu masih banyak lagi pengalaman berharga yang didapatkan oleh HMI Komisariat Sabilillah dalam Kongres tersebut.









Monday 17 October 2016

Pengertian Kader

PENGERTIAN KADER


Terlihat dalam tubuh Organisasi, kader memiliki fungsi tersendiri yaitu sebagai tenaga penggerak Organisasi, sebagai calon pemimpin, dan sebagai benteng Organisasi. Secara kualitatif, kader mempunyai mutu, kesanggupan bekerja dan berkorban yang lebih besar daripada yang bukan kader.
                Kader adalah anggota inti. yang merupakan benteng dari “ serangan” luar serta penyelewengan dari dalam. Kedalam tubuh Organisasi kader merupakan pembina yang tidak berfungsi pimpinan. Kader adalah tenaga penggerak organisasi , yang memahami sepenuhnya dasar dan ideologi perjuangan. Ia mampu melaksanakan program perjuangan secara konsekuen disetiap waktu, situasi dan tempat.
Terbawa oleh fungsinya itu, untuk menjadi kader Organisasi yang berkualitas, anggota harus menjalani pendidikan,latihan,dan praktikum.
pendidikan kader harus dilaksanakan secara terun-menerus dan teratur, rapi dan berencana dan diatur dalam pedoman perkaderan.
                Kongres HMI VIII tahun 1966 merumuskan pengertian kader adalah
tulang punggung organisasi, pelopor, penggerak, pelaksana, penyelamat cita-cita HMI masa kini dan yang akan datang dimanapun berada, tetap berorientasi kepada asas dan syariat Islam.
                Defenisi dan pengertian diatas terdapat tiga ciri yang harus ada  dalam diri Kader :
1. Seorang Kader yang Bergerak dan terbentuk dalam organisasi harus mengenal aturan permainan Organisasi.  seperti NDP dalam pemahaman yang integralistik dengan pancasila maupun UUD 1945.
dari segi operasionalisasi organisasi, kader slalu berpegang dan mematuhi AD/ART HMI, pedoman pengkaderan, dan ketentuan lain.
2. Seorang Kader memiliki komitmen yang tinggi secara terus-menerus, konsisten dalam memperjuangkan dan meaksanakan kebenaran.
3. Seorang kader memiliki bakat kualitas sebagai tulang punggung yang mampu menyangga kesatuan kumpulan manusia yang lebih besar.
Jadi, Fokus seorang kader telah menjalani proses pengkaderan sehingga memiliki ciri kader,
dengan integritas kepribadian yang utuh, beriman, berilmu, dan beramal shaleh.
sehingga siap mengemban tugas dan amanah dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Nah Pertanyaan-nya adalah sudah Pantaskah kita menyandang Predikat sebagai Seorang Kader ?
Mari tepuk dada tanya Hati..




 




                Ditulis Oleh : M. Qobullah Siregar
(Kabid P3A HMI Komisariat Sabilillah Periode 2015-2016)

B

Thursday 13 October 2016

Ciri Pemimpin Yang Ideal



       Didalam sebuah Organisasi pemimpin merupakan Pusat pandagan  mata yang paling utama yang sering diperhatikan.  Karna pemimpin adalah Motor dan eksekutor dari suatu pergerakan organisasi, ada atau tidaknya suatu pergerakan dalam sebuah organisasi, yang paling disorot  dari hal tersebut tentulah pemimpinnya. Begitu pulalah halnya Organisasi Intra Kampus Badan Eksekutif  Mahasiswa ( BEM) UNIVA Labuhanbatu, yang sama kita ketahui saat ini tampuk kekuasaan sedang berada dalam kondisi kekosongan karna kepengurusan BEM periode 2014-2016 sudah berakhir.
            Tentunya Uforia Pemilihan Pemimpin berikutnya sudah sangat-sangat kita nantikan. Harapan demi harapan sudah barangkali terlintas dihati kita, bagaimana kedepannya BEM UNIVA Labuhanbatu tersebut bisa lebih maju demi kejayaan Almamater kita.  Maju  dalam artian bukanlah hanya sekedar maju membesarkan BEM itu sendiri, mmelainkan maju dalam semua hal tata aturan organisasi, baik itu tata kelola administrasi, tufoksi kepengurusan, maupun program kerja jangka pendek dan panjang yang berorientasi pada pengabdian.
            Tentunya untuk dapat  mewujudkan hal tersebut bukanlah semudah halnya seperti membalik telapak tangan, perlu kiranya dukungan-dukungan dari semua pihak ditingkat civitas akademik UNIVA Labuhanbatu, Namun tentunya yang paling  berperan dalam proses pencapaian hal tersebut pemimpin BEM itu sendiri.
Pertanyaannya adalah bagaimanakah Ciri Pemimpin yang mampu mewujudkan hal tersebut ......???? 
Nantikan Artikel Selanjutnya.


Milad Al-Washliyah Ke 85



         “JAS MERAH” Jangan Sekali-kali  Melupakan Sejarah, kata yang singkat, yang pernah di ucapkan oleh sang Proklamator Presiden Republik Indonesia pertama , Soekarno. Meski singkat Namun mengandung makna yang mendalam, karna hidup kita tidak terlepas dengan yang namanya Sejarah.
Selaku Mahasiswa/i yang menuntut ilmu d Universitas Al-Washliyah, adalah hal yang lucu apabila kita melupakan sejarahnya..
Al-Jam’iyatul Wahliyah merupakan Organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 bertepatan 09 Rajab 1349 H di kota medan Sumatera Utara.
Al-Jam’iyatul Wahliyah yang dikenal dengan sebutan Al-Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan Hindia Belanda ( Nederlandsh Indie ), sehingga para pendiri Al-Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda, tidak sedikit para tokoh Al-Washliyah ditangkap dan di jebloskan kedalam penjara.
Tujuan utama mendirikan Organisasi Al-Washliyah ketika itu adalah untuk mempersatukan Umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan Perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di
Bumi Indonesia.
Oleh karna itu, Organisasi Al-Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia dengan menggalang persatuan Umat di Indonesia.
            Penjajah Belanda yang menguasai Indonesia terus berupaya agar bangsa Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat, segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah, karna bila rakyat Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan penjajah Belanda. Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi Agama Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah (furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga Umat Islam terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan pandangan ini semakin hari semakin tajam dan sampai kepada tingkat meresahkan. Dengan terjadinya perselisihan diakalang Umat Islam di Sumatera Utara khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan berupaya untuk mempersatukan umat islam yang berpecah belah itu.
upaya untuk mempersatukan umat islam terus dilakukan, sampai pada akhirnya terbentuk Organisasi Al-Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang menghubungkan.
maksudnya adalah  Menghubungkan
Manusia dengan Allah SWT. Dan menghubungkan manusia dengan manusia (sesama umat).
Adapun para pendiri Al-Jam’iyatul Washliyah tersebut Antara lain :
- Ismail Banda
- Abdurrahman Syihab
- Muhammad Arsyad Thalib Lubis
- Syamsuddin
- Yusuf Ahmad Lubis
            Dan saat ini, Al-Jam’iyatul Washliyah
sudah berusia
85 tahun, banyak sudah pengaruh positif yang ditorehkan untuk umat Islam di tanah ibu pertiwi ini,
dan kedepannya, semoga Al-Washliyah semakin Jaya.
Amin..