Sunday 21 May 2017

SELAMAT HARI REFORMASI ( 21 Mei 1998 )







Setelah pelantikan Kabinet Pembangunan VII pada awal bulan Maret 1998 ternyata kondisi bangsa dan negara semakin tidak membaik. Perekonomian juga tidak kunjung mengalami pertumbuhan, akibatnya muncul masalah-masalah sosial. Dengan kondisi seperti itu mengundang keprihatinan rakyat, yang akhirnya memasuki bulan Mei 1998 mahasiswa di berbagai daerah mulai mengadakan demonstrasi. Mahasiswa kemudian menyusun agenda reformasi yang isinya ialah : Adili Soeharto dan kroni-kroninya, Amandemen UUD 1945, Penghapusan dwifungsi ABRI, Otonomi daerah yang se,uas-luasnya, Supremasi hukum dan Pemerintahan yang bersih dari KKN.

Dengan banyaknya  aksi demonstrasi, membuat aparat keamanan kewalahan dan bertindak keras terhadap aksi tersebut. Akibatnya bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan tidak dapat dicegah. Pada tanggal 12 Mei 1996 mahasiswa berdemonstrasi di Universitas Trisakti. Aksi damai tersebut berubah menjadi insiden bentrokan dengan aparat ketika mahasiswa ingin melakukan long march menuju gedung DPR/MPR. Dalam insiden tersebut beberapa mahasiswa tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.

Kejadian Tri Sakti tersebut memicu terjadinya kerusuhan massa pada tanggal 13 dan 14 Mei di Jakarta dan sekitarnya. Tragedi kerusuhan 13 dan 14 Mei 1998 ini merupakan titik kulminasi depresi masyarakat akibat krisis ekonomi Indonesia. Pasca tragedi ini suasana Jakarta sangat tegang, hingga digelarnya aksi demonstrasi besar-besaran pada tanggal 19 Mei 1998 oleh para mahasiswa. Mereka melakukan Long March menuju gedung DPR/MPR dengan tujuan menuntut turunnya Presiden Soeharto, menggelar Sidang istimewa MPR, dan pelaksanaan reformasi total dalam tubuh pemerintahan negara.

Pada tanggal 20 Mei 1998 Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Madeleine Albright memberikan pernyataan yang meminta Presiden Soeharto untuk segera mundur. Madeleine menyatakan bahwa pengunduran diri Soeharto sudah semestinya dilakukan untuk memberikan jalan bagi transisi demokrasi di Indonesia dan kesempatan ini merupakan momentum bagi Presiden Soeharto untuk menorehkan langkah historisnya sebagai negarawan.
Pada pukul 14.30 tanggal 20 Mei 1998 sejumlah 14 menteri yang berada di bawah koordinasi Menko Ekuin Ginandjar Kartasasmita, menyatakan penolakannya untuk dicalonkan kembali dalam Kabinet Reformasi.

Pada pukul 16.45, perwakilan mahasiswa dan pimpinan DPR/MPR mengadakan pertemuan di lantai 3 gedung lama MPR/DPR. Dalam pertemuan tersebut mahasiswa memberikan batas waktu pengunduran diri Soeharto hingga hari Jumat, tanggal 22 Mei 1998. Jika tidak ada kepastian, maka pada hari Senin tanggal 25 Mei 1998 pimpinan DPR akan mempersiapkan Sidang Istimewa MPR. Akibat adanya desakan dari para mahasiswa dan masyarakat, serta mempertimbangkan kepentingan bangsa dan negara, pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 19.06 WIB Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi presiden Republik Indonesia. Bertempat di Credential Room, Istana Negara Jakarta dengan disaksikan oleh Mahkamah Agung.

Momentum turunnya Soeharto pada tanggal 21 Mei 1998 ini mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang telah berlangsung selama 32 tahun di Republik Indonesia.

HMI KOMISARIAT SABILILLAH GELAR KONSOLIDASI KADER DAN PENYAMBUTAN BULAN SUCI RAMADHAN





Himpunan Mahasiswa Islam ( HMI ) Komisariat Sabilillah, gelar acara Konsolidasi Kader dan Penyambutan Bulan Suci Ramadhan dengan meng-agendakan Rujak Party di sekretariat HMI Komisariat Sabilillah, Jln. Dewi Sartika Komplek Perumahan Grand Raysa Indah, Rantauprapat. 
(21/05/17)

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua Umum HMI Komsisariat Sabilillah (Mhd. Tafsir Tbn), Sekretaris Umum MD KAHMI Labuhanbatu (Kanda Azhar Hakimi), Ketua FORHATI Labuhanbatu (Yunda Nina Juliana), MPK PK HMI Komsisariat Sabilillah, dan Kader-kader HMI Komsisariat Sabilillah serta undangan.

Acara tersebut di mulai sejak pkul 14.00 Wib. Dalam sambutannya, Ketua Umum HMI Komisariat Sabilillah (Mhd. Tafsir Tbn) mengatakan, “Dalam Kehidupan ini, kita hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa, perlu kiaranya kiat mempererat silaturahmi  di antara kita sesama kader HMI. Ketua Umum yang sedang menjadi perbincangan tersebut juga menambahkan, “Dalam momentum kegiatan ini, mari kita saling memaaf-kan guna menyongsong datangnya bulan suci ramadhan yang sudah begitu dekat”. Sementara itu, Sekretaris Umum MD KAHMI Labuhanbatu (Kanda Azhar Hakimi) dalam sambutan-nya mengatakan, “Besar-nya Konflik dan dinamika yang dihadapi Suatu Komisariat akan dapat membesarkan Komisariat itu sendiri nantinya. Motivasi  serta arahan yang dibrikan oleh Sekretaris Umum MD KAHMI Labuhanbatu tersebut bak ibarat angin segar bagi keluarga besar HMI Komisariat Sabilillah. Kegiatanpun akhirnya di tutup dengan do’a.





Saturday 20 May 2017

Hari Kebangkitan Nasional



Boedi Oetomo adalah organisasi yang dibentuk atas inisiatif kalangan terdidik. Mereka antara lain Soetomo dan sejumlah mahasiswa STOVIA seperti Soeradji, Goenawan Mangoenkoesoemo, Soewarno, Goembreg, Mohammad Saleh, dan Soelaeman. Stovia merupakan cikal bakal Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Boedi Oetomo tersebut didirika Pada 20 Mei 1908.
Pada awalnya, organisasi itu bergerak di bidang kebudayaaan, sosial, dan ekonomi. Namun sering berjalannya waktu, Boedi Oetomo mempunyai peran dalam memerdekakan Indonesia. Boedi Oetomo adalah pelopor dari perjuangan kemerdekaan bangsa tanpa menggunakan senjata namun mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat Indonesia.
Lantas, bagaimanakah relevansi Hari Kebangkitan Nasional dengan kondisi Indonesia saat ini ?, Masih adakah kebanggaan dalam diri anak bangsa terhadap Indonesia, saat Isu Ke-Bhinnekaan Menjadi salah satu Dilema bangsa pasca kejadian belakangan ini ?, Masih adakah semangat Nasionalisme dalam diri anak bangsa  yang mengakar seperti para pejuang dahulu ?
Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentulah akan menjadi penting untuk di renungkan, saat Pemimpin Bangsa ini memang ingin membawa Negara ini ke arah yang baik. Menanamkan semangat Nasionalisme dalam diri anak bangsa tentulah tidak mudah, kalau Negara ini dalam keadaan semrawut. Namun meskipun demian, semoga saja Melalui Hari kebangkitan Nasional kali ini, semua itu dapat membaik.
Selamat HARKITNAS
   

Friday 19 May 2017

CINTA TANAH AIR



Negara kesatuan Republik Indonesia dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa. Kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa indonesia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya lebih kecil dari Pukau Bali. Kita harus sangat berterimakasih kepada tokoh yang mencetuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya Proklamasi 17 Agustus 1945. Mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cinta pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri. Mereka layak kita hormati sepanjang masa. Bagaimana dengan sat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada dirinya ? Apakah masih ada perlunya mencintai tanah air dan bangsa ? Apakah masih relevan kita mencintai tanah air dan bangsa pada zaman globalisasi ini ? Pertanyaan itu muncul karna kita melihat contoh banyak pejabat negara “yang terhormat” malah berlomba korupsi makan uang rakyat. Dalam kasus lain kita juga banyak menyaksikan tauran antarwarga yang notabenenya adalah “saudara” sebangsa tanah air. Kasus terbaru yang sedang tren adalah banyak “tokoh” yang dengan bangga meninggalkan Indonesia untuk berlindung dari kejaran hukum negara kita yang akan menjeratnya karna kasus korupsi dan pencucian uang. Belum lagi masalah Penegakan Hukum Indonesia yang Runcing keatas dan tumpul kebawah. Sungguh keadaan yang sangat memilukan bahkan memalukan.
Pada hakikatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Pada keadaan yang amburadul saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia ?
Generasi “ founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa, yang pada akhirnya berhasil memerdekakan Bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan Bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai bangsa.
Bung Karno dulu sering menceritakan kebesaran kerajaan Majapahit untuk memotivasi Bangsa Indonesia bahwa dulu kita adalah negara yang besar, dengan kekuatan armada lautnya bisa menguasai seluruh Nusantara, termasuk Singapura, Malaysia, madagaskar,hingga selatan Taiwan. Bahkan menurut sejarah, dulu Singapura itu namanya Tamasek, dan yang memberi nama itu adalah patih Gajahmada. Oleh Reffles ebtah karna apa diganti menjadi Singapore.
Bagaimanapun, Indonesia adalah tanah air bangsa kita. Kita wajib mencintainya dengan segala kekurangannya. Sungguh sayang apabila NKRI yang sudah diwariskan kepada kita dengan banyak pengorbanan darah dan air mata dari “founding fathers” ini tidak kita cintai untuk dijadikan negara dan bangsa yang maju dengan masyarakatnya yang adil, makmur dan sejahtera.
Semoga pada suatu saat nanti ada pemimpin setaraf Bung Karno dalam hal membangkitkan kecintaan kita pada tanah air dan bangsa, sehingga seluruh komponen bangsa dengan sungguh-sungguh mau bekerja demi kejayaan Indonesia. Dengan demikian harapan dari WS Rendra seperti yang dikatan pada pengukuhannya saat mendapat gelar Doctor HC, zaman kalabendu (zman malapetaka) saat ini segera akan digantikan dengan zaman kalasuba (zaman sukaria) tanpa harus menunggu kedatangan Ratu Adil.


#Buku Pendidikan Kewarganegaraan EKSIS

Sunday 14 May 2017

"BERPACU DALAM KEBAIKAN"





        Kinerja  Mahasiswa KKL UNIVA Labuhanbatu yang di tempatkan di Desa Silumajang, Kec. NA IX-X , Kab. Labuhanbatu Utara, terhitung sejak awal di mulainya KKL tersebut pada tanggal 13 Maret 2017 yang lalu patut di apresisasi. Dengan membangun semangat kekeluargaan serta kerja sama dan kekompakan, peserta KKL yang berjumlah 14 orang tersebut, yang terdiri dari sebelas orang jurusan PAI dan tiga orang jurusan KPI, mampu melaksanakan berbagai macam program kegiatan, baik itu bidang pendidikan, bidang agama, bidang seni, bidang sosial kemasyarakatan, bidang pariwisata, bidang kesehatan, dan bidang pemerintahan. Dari setiap kegiatan yang dilakukan, di respon positif oleh setiap unsur elemen masyarakat setempat.
        Tepat pada hari sabtu tanggal 13 Mei 2017, kesemua Mahasiswa KKL tersebut  secara resmi di jemput oleh dosen pamong. Dengan mengusung kegiatan penjemputan sekaligus perpisahan bersama unsur pemerintahan Desa, yang di laksanakan di Aula kntor kepala Desa Silumajang, membuat kegiatan tersebut terlihat hikmat, hingga harus menjatuhkan air mata. 
       Turut hadir dalam kegiatan tersebut dosen pamong, kepala desa Silumajang, ketua PKK, ketua BPD, para kepala dusun serta para Tokoh Masyarakat. Saat kata sambutan sekretaris desa mengatakan, bahwa kegiatan yang dilakuan mahasiswa KKL sangatlah banyak membawa perubahan baik yang amat besar bagi masyarakat terkhusus anak-anak, selain itu hal senada juga di sampaikan oleh ketua BPD bahwa kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa KKL tersebut sangatlah bagus dan memberikan perubahan yang sangat signifikan di desa tersebut. Kegiatan tersebut akhirnya ditutup dengan do'a yang dilanjutkan dengan bersalam-salaman.

            Semoga saja dengan suksesnya KKL tersebut, dapat mengharumkan nama baik Universitas Al Washliyah Labuhanbatu kedepan-nya, Amiiin.