Wednesday 21 June 2017

MAHASISWA YANG DI DZOLIMI



       Rantauprapat, Rabu 21 Juni 2017. Puluhan Mahasiswa/i Universitas Al Washliyah Labuhanbatu Lakukan Aksi Damai di Kampus UNIVA, Bank Syari’ah Mandiri, dan Bank Muamalat.
      Aksi Damai tersebut ialah untuk meminta kejelasan dari Dr. H. Irwansyah Ritonga, M.Hum, yang selama ini mengaku sebagai Rektor namun kenyataan yang terjadi di lapangan tidak di akui di oleh Kopertis Wilayah I Sumatera Utara. Pasalnya, Nilai dari pada Mahasiswa/i tersebut yang sebelumnya telah Membayar ke Bank Syariah Mandiri atas perintah Dr. H. Irwansyah Ritonga, M.Hum sampai saat ini tidak kunjung terdaftar di Forlap Dikti. “Kami Sangat merasa dirugikan padahal kami sudah bayar mahal ke BSM tapi nilai kami malah nggak terdaftar”, ujar salah seorang peserta aksi.
     Saat berlangsungnya Aksi di Kampus UNIVA, Dr. H. Irwansyah Ritonga, M.Hum sedang tidak berada ditempat, menurut informasi yang di dapat bahwa beliau sedang berada di luar kota, Aksi pun dilanjutkan ke Bank Syariah Mandiri.



        Saat Berada di Bank Syariah Mandiri, kondisi yang  sama seperti dikampus juga terjadi, tidak ada satu pun dari pihak Bank yang ingin menjumpai masa aksi, begitu juga halnya saat masa aksi berorasi di Bank Muamalat.
      Akhirnya masa aksipun pelan-pelan membubarkan diri dengan tertib, namun massa aksi sempat mengingatkan, apabila tuntutan mereka tetap didiamkan seperti ini, seolah-olah tidak ada orang yang ingin bertanggung jawab terhadap kerugian mereka, maka mereka akan menurunkan massa yang lebih besar lagi, dan puncaknya akan melaporkan hal tersebut kepada penegak hukum.

Tuesday 6 June 2017

PRESMA UNIVA LB TANTANG REKTOR UNIVA IL*G*L BEDAH SPA DAN STATUTA



  Rantauprapat 6/6/2017, Lagi-lagi Kampus Universitas Al Washliyah Labuhanbatu kembali bergejolak. Ujian lanjutan hari senin kemarin, yang digelar oleh Rektor Universitas Al Washliyah Labuhanbatu ( Dr. Hj. Meyniar Albina, MA ) kembali harus dilaksanakan di depan gerbang kampus, pasal-nya gerbang tesebut di tutup rapat oleh oknum yang mengaku sebagai Rektor Univa Lb ( Irwansyah Ritonga ) yang seogianya Kopertis Wilayah I Sumut tidak mengakui hal tersebut. Namun meskipun demikian, para mahasiswa/i tetap antusias mengikuti ujian yang penuh dengan sejuta cerita tersebut.
    Setelah selasai melaksanakan ujian dengan dipayungi teriknya panas matahari, membuat mahasiswa geram terhadap perlakuan Rektor Il*g*l tersebut, yang tidak menceminkan layaknya seseorang yang patut untuk diteladani, karena kejadian itu merupakan yang kedua kalinya. Hingga pada akhirnya lima ratusan mahasiswa/i tersebut memutuskan untuk melakukan orasi didepan gerbang. Di komandoi oleh Presiden Mahasiswa ( Arifin Siregar ) dengan semangat membara menuntut keadilan, membuat kondisi demikan menjadi lautan sorak-sorakan terhadap Irwansyah Ritonga.
  Kami ingin masuk.. ini juga kampus kami.. kami juga bayar disini.. teriak mahasiswa sembari menarik gerbang, tapi tak kunjung jua dibuka,  hingga di saat bersamaan dalam orasinya Arifin Siregar selaku Presiden Mahasiswa menantang Irwansyah Ritonga untuk laga argumen terkait tidak bolehnya mahasiswa memasuki kampus baik itu berdasarkan SPA maupun STATUTA Kampus UNIVA LB, namun tantangan tersebut tidak di amini oleh Irwansyah Ritonga.
   Setengah jam beralalu setelah tantangan tersebut di lontarkan oleh Presiden Mahasiswa bertubuh jangkung itu, tiba-tiba Irwansyah Ritonga dengan didampingi oleh kausa hukumnya mendatangi para mahasiswa/i tersebut, tak menunggu waktu lama Arifin Siregar mempersilahkan beliau untuk memaparkan perihal kejadian penutupan gerbang tersebut. Alih-alih menenangkan suasana, ketika Irwansyah Ritonga ingin menyampaikan pendapatnya, entah dikarenakan angin apa, tiba-tiba beliau justru tidak jadi berbicara dan langsung meninggalkan ratusan mahasiswa/i tersebut. Kejadian ini pun membuat mahasiswa/i menyoraki beliau wooooooiiiiii,,,,,,teriak mahasiswa lantang.

  Kondisi mencekam tersebut pun akhirnya berlangsung dengan damai, namun Arifin Siregar selaku Presiden Mahasiswa menegaskan dan mengajak kepada seluruh mahasiswa, apabila perampasan hak-hak mahasiswa seperti ini tetap terjadi, mari kita langkahkan kaki kita kembali ke tempat ini dan mengajak orang tua kita untuk duduki kampus Universitas Al Washliyah Labuhanbatu.


( M. Q. S )

Monday 5 June 2017

PRESMA UNIVA LB : IDEOLOGI MAHASISWA HAMPIR SETARA DENGAN IDEOLOGI TUHAN



                Ratusan Mahasiswa/i Universitas Al Washliyah Labuhanbatu mengkuti ujian di depan gerbang Kampus pada hari Senin 5 Juni 2017. Kesemua peserta ujian tersebut terdiri 4 Fakultas dari 8 Prodi yang ada di Universitas Al Washliyah Labuhanbatu. Fak. Teknik dengan Prodi.Teknik Informatika, Fak. Agama Islam dengan Prodi. PAI dan KPI, Fak. Ekonomi dengan Prodi. Manajemen serta Fak. Keguruan dan Ilmu Pendidikan dengan Prodi. Biologi, Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Pelaksanaan ujian tersebut di dampingi langsung oleh Rektor Universitas Al Washliyah Labuhanbatu ( Dr. Hj. Meyniar Albina, MA ) dan Puluhan Dosen Tetap.
                Tidak seperti ujian pada lazimnya, biasanya pelaksanaan ujian di adakan dalam ruangan, namun kali ini terpaksa diadakan di depan gerbang, karena gerbang kampus yang seharusnya terbuka lebar untuk seluruh Mahasiswa/i justru ditutup rapat oleh pihak yang mengaku-ngaku sebagai Rektor. Meski di hadapkan dengan panasnya terik matahari, namun tak menyurutkan semangat para Mahasiswa/i untuk mengikuti pelaksanaan ujian tersebut.
                Seperti yang dikatakan oleh Arifin Siregar, selaku Presiden Mahasiswa Universitas Al Washliyah Labuhanbatu, saat dikonfirmasi mengenai kejadian miris tersebut “Ini adalah Kampus Umat bukan kampus perseorangan, tapi kenapa saat mahasiswa ingin masuk ke kampus malah tidak diperbolehkan, toh selama ini mereka juga ikut bayar, Statuta UNIVA LB mana yang menjelaskan bahwa mahasiswa boleh menginjakkan kaki di UNIVA LB harus menunjukkan kartu ujian yang di tanda tangani oleh saudara Irwansyah Ritonga, bukankah ini dinamakan berfikir terbalik dan pembodohan di lingkungan akademisi" tegas Presma tersebut.  Jangan karena perbedaan sudut pandang politik para pemangku jabatan, Mahasiswa menjadi korban keganasan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, mahasiswa juga harus memiliki pandangan yang luas, berfikir cerdas serta bersifat arif dalam mengambil sebuah keputusan dalam menetukan sikap. Ingat !!! Mahasiswa memiliki Ideologi hampir setara dengan Tuhan. 
              Sebelum menutup pembicaraan, Arifin Siregar selaku Presiden Mahasiswa Universitas Al Washliyah Labuhanbatujuga juga menambahkan, apabila kondisi ini terus berlanjut, maka pihak BEM dan Mahasiswa akan mengambil tindakan tegas.




                                                                                                                  M. Qobullah Siregar 
                                                                                                             Mahasiswa KPI Sem. VIII