Sunday 16 September 2018

Anak Melahirkan Ayah, Kisah Haru Lahirnya KAHMI

Senin 17 September 2018, Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) tepat berusia 52 tahun. Didirikan disela-sela Kongres VIII HMI 1966 di kota Solo. Selain KAHMI, di Kongres VIII HMI Solo itu pula Korps HMI Wati (KOHATI) juga berdiri pada 17 September 1966. Kongres ke-VIII HMI di Solo itu sendiri berlangsung pada 10-17 September 1966.
Jika melihat sejarah ini, KAHMI & KOHATI lahir diakhir Kongres. Kongres VIII HMI di kota Solo termasuk kongres termonumental. Karna ia diadakan di kota berbasis "merah" saat itu. Padahal, HMI sendiri saat itu dianggap organisasi kader yang dapat merintangi kaum komunis untuk berkuasa. Ada seruan untuk membubarkan HMI pada masa itu.
Sebelum prahara G30S/PKI pada 1965, walikota Solo dijabat Utoyo Ramelan yang berlatar komunis. Solo dan sekitar juga terkenal sebagai daerah merah kala itu. Sebelum peristiwa G30S/PKI, Ketua CC PKI DN Aidit pernah berkata di GOR Senayan, "Pakai kain sarung saja jika tak bisa membubarkan HMI". Alhamdulillah HMI selamat dari konflik ideologi di dekade 1960-an itu. Karena itu, Kongres HMI VIII di Solo punya makna yang menyejarah.
Di Kongres VIII HMI itu pula, Nurcholish Madjid terpilih sebagai Ketua Umum PB HMI. Ia terpilih dua kali, terakhir di Kongres IX Malang. Dalam sejarah HMI, hanya Cak Nur saja yang menjabat Ketum PB HMI dua periode. Cak Nur berujar, "Sebagai sebuah kecelakaan sejarah".
Kongres VIII HMI Solo pada 1966 termasuk unik. Agar berbaur, para peserta diinapkan di rumah-rumah penduduk, bukan di gedung atau hotel. Banyak tokoh Islam dari berbagai penjuru Indonesia hadir di kongres Solo tersebut.
Dari sisi historis KAHMI dan KOHATI yg lahir pada 17 September 1966 dibentuk dari satu induk organisasi yang sama, yakni HMI. Akan tetapi perjalanan hidup kedua organisasi ini KAHMI dan KOHATI- berbeda, walaupun masih ada persamaan.
Ide mendasar terbentuknya KAHMI adalah keinginan adanya wadah kekeluargaan alumni HMI. Di tahun 1966 itu, HMI berusia 19 tahun.  Walau saat itu usianya muda, bak gadis yg tengah mekar-mekar-nya, para alumni HMI sudah bertebaran di mana-mana.
Di pemerintahan Bung Karno sudah ada alumni HMI yg berperan. Tahun 1960-an bahkan hingga kini HMI terkenal sebagai pemasok birokrat. Dunia pendidikan khususnya universitas-universitas terkenal saat itu, juga sudah lumayan alumni HMI yang berkiprah sebagai pengajar/dosen. Medan jurnalistik bahkan hingga kesenian pun, pada era 1960-an para alumni HMI cukup menonjol perannya. Pendek kata, semua lini kehidupan yang bersentuhan dengan masyarakat luas, para alumni HMI cukup diperhitungkan keberadaannya.
Para alumni yang bertebaran itu, butuh suatu wadah yang bersifat kekeluargaan tanpa meninggalkan spirit networking yg include didalamnya. Hasrat perlunya wadah itu kemudian tersalurkan pada Munas Alumni HMI pada forum Kongres VIII HMI yang di Solo pada 10-17 September 1966. Melalui Deklarasi Munas alumni HMI 15 September di sepakati di bentuknya Korps Alumni HMI yang kemudian disahkan pada 17 September 1966.
Pada awalnya KAHMI sendiri merupakan badan khusus HMI sebagai tempat informasi sekaligus berfungsi sebagai wadah konsultasi bagi HMI setempat. Sejalan dengan masa, perkembangan KAHMI dari waktu ke waku mengalami berbagai dinamika. Mengalami pasang surut mengikuti irama zaman. Walau sama-sama lahir dari rahim Kongres VIII HMI Solo, akhirnya terdapat perbedaan organisatoris yang sangat mendasar antara KAHMI dan KOHATI.
Saat ini KOHATI masih memiliki hubungan organisatoris dengan HMI. Sedangkan KAHMI yang semula memiliki hubungan organisatoris dengan HMI pada tahun 1987 secara resmi putus hubungan dengan HMI. Putusnya hubungan organisatoris ini tidak lain disebabkan karena pada saat itu KAHMI sudah menjadi ormas tersendiri. Sejak 1987 itu pulalah kemudian dibentuk Presidium KAHMI Nasional yang beralamat saat itu di Jl. Johar Menteng Jakarta Pusat.

No comments:
Write comments