M Qobullah Siregar : Apresiasi Terhadap Gerakan Mahasiswa Dalam Menyikapi Konflik UNIVA LB
Gerakan yang dibangun oleh Mahasiswa/i
melalui wadah Badan Eksekutif Mahasiswa ( BEM ) Universitas Al Washliyah (
UNIVA ) Labuhanbatu pada pertengahan agustus lalu menyikapi turunnya surat
saknsi administrative dari Kemenristekdikti untuk Univa Labuhanbatu tertanggal
3 agustus patut di apresiasi.
Gerakan tersebut merupakan satu bentuk
usaha yang dilakukan oleh mahasiswa dalam mempertahankan masa depan serta
kelangsungan mereka di Universitas Al Washliyah ( UNIVA ) Labuhanbatu yang tengah menjadi korban ganasnya perebutan kursi Rektor.
Mengawali gerakan dengan konsolidasi
mahasiswa, menyurati instansi-instansi terkait, hingga melakukan kemah, adalah
suatu hal yang sangat positif dalam mendesak para pemangku jabatan di tatanan
Universitas dan PB Alwashliyah untuk secepatnya mengambil tindakan menyelesaikan permasalahan Univa
Labuhanbatu.
Meski gerakan tersebut sempat
mendatangkan pro dan kontra dari berbagai kalangan baik secara internal maupun
eksternal, namun akhirnya gerakan tersebut mau tidak mau harus diakui adalah gerakan
yang cukup bermanfaat. Bagimana tidak, kalau bukan karena desakan mereka, baik
ketika melakukan kemah, penanaman pisang, maupun saat pemblokadean ruang rektor,
mungkin sengketa Rektor di tatanan Univa Labuhanbatu tersebut sampai saat ini masih
terus berlanjut, dan apabila hal itu terus menerus berlanjut, maka izin kampus
Univa Labuhanbatu lambat laun akan dicabut.
Setiap perjuangan memerlukan
pengorbanan, setiap pengorbanan memerlukan perjungan. Demikian hal yang selama
ini di alami oleh mahasiswa/i Univa Labuhanbatu yang ikut serta dalam gerakan
penyelamatan masa depan dan kampus Univa Labuhanbatu, walau terkadang tidak jarang harus
menelan cemoohan dari berbagai kalangan.
Namun Paling tidak, usaha BEM tersebut telah membuktikan bahwa Mahasiswa Univa Labuhanbatu masih memiliki sikap kritis layaknya mahasiswa yang sesuai dengan fungsingsinya sebagai Adent Of Change dan Agen Of Social Control.
Namun Paling tidak, usaha BEM tersebut telah membuktikan bahwa Mahasiswa Univa Labuhanbatu masih memiliki sikap kritis layaknya mahasiswa yang sesuai dengan fungsingsinya sebagai Adent Of Change dan Agen Of Social Control.
Setelah sekian lama membuat gerakan yang tak jarang menimbulkan efek mencekam, akhirnya PB Al Washliyah menentukan sikap dengan mengeluarkan surat pada tanggal 18 september 2017 yang salah satu isinya adalah Mengangkat Dr. H. Abdul Rahman Dahlan, MA sebagai Pejabat Rektor Universitas Al Washliyah ( UNIVA ) Labuhanbatu.
Pengangkatan Pejabat Rektor tersebut
merupakan salah satu solusi atas sengketa rektor yang selama ini terjadi di
Univa Labuhanbatu. Semoga dengan diangkatnya Pejabat Rektor tersebut, dapat
menghantarkan rektor defenitif yang lebih baik lagi kedepannya sebelum izin
kampus Univa Labuhanbatu di cabut.